BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Tanah memiliki
arti yang lebih khusus dan penting sebagai media tumbuh tanaman darat. Tanah
berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa bahan organik dari
organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup di atasnya atau di dalamnya. Selain
itu di dalam tanah terdapat pula udara dan air yang berasal dari hujan yang
ditahan oleh tanah sehingga tidak meresap ke tempat lain. Dalam proses
pembentukan tanah, selain campuran bahan mineral dan bahan organik terbentuk
pula lapisan-lapisan tanah yang disebut horizon. Dengan demikian tanah dapat
didefenisikan sebagai kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam
horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan
udara, dan merupakan media tumbuhnya tanaman.
Sifat fisik tanah yang terpenting adalah : solum, tekstur, struktur, kadar air tanah, drainase dan porisitas tanah, dll. Sifat kimia tanah meliputi : kadar unsur hara tanah, reaksi tanah (pH), kapasitas tukar kation tanah (KTK), kejenuhan basa (KB), kemasaman dapat dipertukarkan (Al dan H), dan lain-lain. Sedangkan sifat biologi tanah meliputi : bahan organik tanah, flora dan fauna tanah (khususnya mikroorganisme penting : bakteri, fungi dan Algae), interaksi mikroorganisme tanah dengan tanaman (simbiosa) dan polusi tanah.
Tanah adalah salah satu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Sifat fisik tanah yang terpenting adalah : solum, tekstur, struktur, kadar air tanah, drainase dan porisitas tanah, dll. Sifat kimia tanah meliputi : kadar unsur hara tanah, reaksi tanah (pH), kapasitas tukar kation tanah (KTK), kejenuhan basa (KB), kemasaman dapat dipertukarkan (Al dan H), dan lain-lain. Sedangkan sifat biologi tanah meliputi : bahan organik tanah, flora dan fauna tanah (khususnya mikroorganisme penting : bakteri, fungi dan Algae), interaksi mikroorganisme tanah dengan tanaman (simbiosa) dan polusi tanah.
Tanah adalah salah satu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
1.2 Tujuan
·
Untuk mengetahui unsur – unsur tanah
·
Untuk mengetahui cara penyehatan
tanah
·
Untuk mengetahui mekanisme
mempertahankan tanah tetap sehat
1.3 Manfaat
·
Mengetahui unsur – unsur tanah
·
Mengetahui cara penyehatan tanah
·
Mengetahui mekanisme mempertahankan
tanah tetap sehat
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tanah
Tanah berasal dari hasil pelapukan
batuan bercampur dengan sisa bahan organik dari organisme (vegetasi atau hewan)
yang hidup di atasnya atau di dalamnya. Selain itu di dalam tanah terdapat pula
udara dan air yang berasal dari hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak
meresap ke tempat lain. Dalam proses pembentukan tanah, selain campuran bahan
mineral dan bahan organik terbentuk pula lapisan-lapisan tanah yang disebut
horizon.
Tanah merupakan suatu benda alam
yang tersusun dari padatan (bahan mineral dan bahan organik), cairan dan gas,
yang menempati permukaan daratan, menempati ruang, dan dicirikan oleh salah
satu atau kedua berikut: horison-horison, atau lapisan-lapisan, yang dapat
dibedakan dari bahan asalnya sebagai hasil dari suatu proses penambahan,
kehilangan, pemindahan dan transformasi energi dan materi, atau berkemampuan
mendukung tanaman berakar di dalam suatu lingkungan alami (Soil Survey Staff,
1999).
Schoeder (1972) mendefinisikan tanah
sebagai suatu sistem tiga fase yang mengandung air, udara dan bahan-bahan
mineral dan organik serta jasad-jasad hidup, yang karena pengaruh berbagai
faktor lingkungan pada permukaan bumi dan kurun waktu, membentuk berbagai hasil
perubahan yang memiliki ciri-ciri morfologi yang khas, sehingga berperan
sebagai tempat tumbuh bermacam-macam tanaman. Menurut Jooffe dan Marbut (1949),
dua orang ahli Ilmu Tanah dari Amerika Serikat, Tanah adalah tubuh alam yang
terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam terhadap
bahan-bahan alam dipermukaan bumi.
Darmawijaya (1990) mendefinisikan
tanah sebagai akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagain besar permukaan
planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat
pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam
keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula.
2.2 Penyebab Kerusakan Tanah
Tanah adalah bagian penting dalam
menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Kita ketahui rantai makanan
bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Sebagian besar
makanan kita berasal dari permukaan tanah, walaupun memang ada tumbuhan dan
hewan yang hidup di laut.
2
Terutama di bidang pertanian, tanah
menjadi faktor terpenting yang menentukan keberhasilan produktivitas tanaman
pertanian. Apabila tanah sudah rusak, maka kesuburannya pun sudah tidak bagus
lagi sehingga mengakibatkan produktivitas tanaman pertanian itu pun menjadi
berkurang atau rendah. Berikut akan diuraikan lagi beberapa penyebab rusaknya
kesuburan tanah.
1.Pencemaran Tanah
Kerusakan / pencemaran tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya
sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah. Sebagaimana
pencemaran air dan udara, pencemaran tanah pun merupakan akibat kegiatan
manusia. Pencemaran tanah bisa disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan
limbah pertanian.
a.Limbah domestik. Limbah domestik
yang bisa menyebabkan pencemaran tanah bisa berasal dari daerah: pemukiman
penduduk; perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan
misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, bisa berupa limbah
padat dan cair.
·
Limbah padat berbentuk sampah
anorganik. Jenis sampah ini tidak bisa diuraikan oleh mikroorganisme
(non-biodegradable), misalnya kantong plastik, bekas kaleng minuman,bekas botol
plastik air mineral, dsb.
·
Limbah cair berbentuk; tinja,
deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah
dan bisa membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
b.Limbah industri, Limbah industri
yang bisa menyebabkan pencemaran tanah berasal dari daerah: pabrik, manufaktur,
industri kecil, industri perumahan, bisa berupa limbah padat dan cair.
·
Limbah industri yang padat atau
limbah padat yang adalah hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur
yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula,
pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
·
Limbah cair yang adalah hasil
pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri
pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom,
arsen dan boron adalah zat hasil dari proses industri pelapisan logam.
c.Limbah pertania. Limbah pertanian yang bisa menyebabkan
pencemaran tanah merupakan sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman,
misalnya pupuk urea, pestisida pemberantas hama tanaman, misalnya DDT.
2. Perusakan hutan
Akibat dari hutan yang rusak dapat mengurangi daya serap tanah dan
mengurangi kemampuannya dalam menampung dan menahan air, sehingga tanah mudah
tererosi.
3. Proses kimiawi dan proses mekanis
air hujan.
Air hujan merupakan faktor utama terjadinya kerusakan tanah melalui
proses perubahan kimiawi dan sebagian
lagi karena proses mekanis. Air hujan yang turun sangat deras dapat mengikis
dan menggores tanah di permukaannya sehingga bisa terbentuk selokan. Pada
daerah yang tidak bervegetasi, hujan lebat dapat menghanyutkan tanah
berkubik-kubik. Air hujan dapat pula menghanyutkan lumpur sehingga terjadi
banjir lumpur.
2.3 Dampak Kerusakan Tanah
1.
Dampak Pencemaran Tanah.
Timbunan
sampah yang berasal dari limbah domestik dapat mengganggu/ mencemari karena:
lindi (air sampah), bau dan estetika. Timbunan sampah juga menutupi permukaan
tanah sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan. Timbunan sampah bisa menghasilkan
gas nitrogen dan asam sulfida, adanya zat mercury, chrom dan arsen pada
timbunan sampah bisa timbulkan pencemaran tanah / gangguan terhadap bio tanah,
tumbuhan, merusak struktur permukaan dan tekstur tanah. Limbah lainnya adalah
oksida logam, baik yang terlarut maupun tidak menjadi racun di permukaan tanah.
Yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air adalah sampah anorganik. Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang, oleh sebab itu tanaman sulit tumbuh dan bahkan mati sebab tidak mendapatkan makanan untuk berkembang.
Tinja, deterjen, oli bekas, cat, adalah limbah cair rumah tangga. Peresapannya kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah dan zat kimia yang terkandung di dalamnya dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah. Inilah salah satunya yang disebutkan sebagai pencemaran tanah. Padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan adalah limbah padat hasil buangan industri. Adanya reaksi kimia yang menghasilkan gas tertentu menyebabkan penimbunan limbah padat ini busuk yang selain menyebabkan pencemaran tanah juga menimbulkan bau di sekitarnya karena.
Yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air adalah sampah anorganik. Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang, oleh sebab itu tanaman sulit tumbuh dan bahkan mati sebab tidak mendapatkan makanan untuk berkembang.
Tinja, deterjen, oli bekas, cat, adalah limbah cair rumah tangga. Peresapannya kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah dan zat kimia yang terkandung di dalamnya dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah. Inilah salah satunya yang disebutkan sebagai pencemaran tanah. Padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan adalah limbah padat hasil buangan industri. Adanya reaksi kimia yang menghasilkan gas tertentu menyebabkan penimbunan limbah padat ini busuk yang selain menyebabkan pencemaran tanah juga menimbulkan bau di sekitarnya karena.
Tertimbunnya
limbah ini dalam jangka waktu lama menyebabkan permukaan tanah menjadi rusak
dan air yang meresap ke dalam tanah terkontaminasi bakteri tertentu dan
berakibat turunnya kualitas air tanah pada musim kemarau oleh karena telah
terjadinya pencemaran tanah. Timbunan yang mengering akan dapat mengundang
bahaya kebakaran. Sisa hasil industri pelapisan logam yang mengandung zat-zat
seperti tembaga, timbal, perak,khrom, arsen dan boron adalah limbah cair yang
sangat beracun terhadap mikroorganisme. Peresapannya ke dalam tanah akan
mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting
terhadap kesuburan tanah dan dalam hal ini pun menyebabkan pencemaran tanah. Pupuk
yang digunakan secara terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur
tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami
jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dalam kondisi ini
tanpa disadari justru pupuk juga mengakibatkan pencemaran tanah.
Pestisida
yang digunakan bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme
yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah
organisme di dalamnya. Selain pencemaran tanah penggunaan pestisida yang terus
menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.
2.4 Mempertahankan Tanah Tetap Sehat
Konservasi
Tanah dan air. Kerusakan tanah dapat dikurangi dan dicegah melalui konservasi
tanah. Konservasi tanah yaitu pemeliharaan dan perlindungan terhadap tanah
secara teratur guna mengurangi dan mencegah kerusakan tanah dengan cara
pelestarian.
Strategi dalam konservasi tanah harus mengarah pada ketentuan sbb:
Strategi dalam konservasi tanah harus mengarah pada ketentuan sbb:
·
Melindungi tanah dari hantaman air
hujan dengan penutup permukaan tanah.
Mengurangi aliran permukaan dengan meningkatkan kapasitas infiltrasi.
Mengurangi aliran permukaan dengan meningkatkan kapasitas infiltrasi.
·
Meningkatkan stabilitas agregat
tanah.
·
Mengurangi kecepatan aliran
permukaan dengan meningkatkan kekasaran permukaan lahan.
Teknologi konservasi tanah diterapkan untuk mengendalikan
erosi dan mencegah degradasi lahan. Untuk memanen air dan mencegah kehilangan
air melalui aliran permukaan, perkolasi, dan evaporasi diperlukan teknologi
konservasi air. Berikut diuraikan berbagai macam teknologi konservasi tanah dan
air. Secara umum ada tiga cara pendekatan pengendalian erosi yang dapat
dilakukan dan satu sama lain harus menunjang, yaitu cara vegetatif, cara
mekanis dan cara kimia.
(a) Cara
vegetasi hutan, perkebunan dan pola tanam campuran (pertanian terpadu) perlu
dikembangkan sesuai dengan fungsinya, yaitu sebagai pelindung tanah dari daya
perusak. Termasuk dalam cara vegetatif dalam usaha konservasi tanah dan air
antara lain adalah:
·
Rotasi atau pergiliran
tanaman.Penghijauan dan reboisasi.Melaksanakan strip cropping.
·
Penanaman dengan rumput makanan
ternak (permanent pasture).
·
Menutup tanah dengan mulsa.
·
Penanaman saluran-saluran pembuangan
dengan rumput.
Alley cropping sebagai cara rotasi atau pergiliran tanaman
(vegetatif) dinilai mempunyai prospek yang cukup baik, karena sekaligus
meningkatkan produksi, murah dan mudah penggunaannya. Keuntungan yang diperoleh
dari penerapan sistem alley cropping ini antara lain:
·
Terjadinya sikus bahan organik yang
lancar, karena limbah dapat dipergunakan.
·
Mengurangi biaya produksi, khususnya
biaya pemupukan karena daun lamtoro mengandung nitrogen yang tinggi.
·
Terciptanya agroekosistem yang
mantap dan tetap terpeliharanya kesuburan tanah.Mudah penerapannya sebagai
konservasi tanah dan air.
(b) Cara
Mekanis. Cara mekanis dalam pengawetan tanah dan memelihara kesuburan tanah
merupakan penerapan teknologi sipil untuk mempertahankan, memulihkan,
meningkatkan kesuburan tanah. Pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi
banyaknya tanah yang hilang dari tanah pertanian terutama lapisan top soil.
Cara-cara mekanis ini meliputi:
Cara-cara mekanis ini meliputi:
·
Pengolahan tanah (tillage) yang
tepat, yaitu menurut arah contour atau memotong arah kemiringan lereng.
·
Pembuatan galengan dan saluran
menurut contour.Pembuatan waduk, penghambat, rorak, tanggul dan sebagainya.
·
Pembuatan terras dan sengkedan.
·
Pembuatan drainase pada tempat
tertentu.
Bangunan yang dibuat pada umumnya
berfungsi memperlambat run off serta menampung dan menyalurkan air permukaan
dengan kekuatan yang tidak merusak. Pengaturan aliran air permukaan yang
menjadi penyebab utama kerusakan tanah pertanian sangat efektif diatur denagan
terras.
(c) Cara
kimia. Salah satu usaha untuk mencegah tejadinya pengikisan lapisan top soil
adalah memperbaiki struktur tanah. Usaha memantapkan struktur tanah dapat
dilakukan dengan penambahan senyawa kimia baik secara buatan maupun alami.
Pemberian bahan pemantap tanah (soil conditioner) bertujuan untuk meningkatkan
daya ikat antara partikel-partikel tanah sehingga dapat memperbaiki sifat fisik
tanah seperti aerasi, porositas, dan infiltrasi. Cara pemberian bahan pemantap
tanah ke dalam tanah dapat dilakukan dengan penyemrotan langsung ke atas
permukaan tanah, dicampur dengan tanah secara merata dan dengan cara memasukkan
langsung ke dalam lubang tanaman.
Penyehatan
tanah Bioremediasi adalah suatu cara untuk melakukan penyehatan tanah, dengan
bantuan mikroorganisme. Cara penyehatan tanah yang telah tercemar, terbagi
atas yaitu :
·
Bioremediasi in-situ (dilakukan di
tempat, tanpa pemindahan). Harus mengeksplorasi dan mengetahui secara mendalam
mengenai unsur yg mengkontaminasi, serta memerlukan oksigen dan nutrisi untuk
memaksimalkan kerja organisme.
·
Bioremediasi eks-situ. Menggunakan
teknik landframing, dengan meratakan tanah hingga ke lapisan kedap air, lalu
melepaskan mikroorganisme pengurai.
Tanah yang subur adalah tanah yang mengandung unsur hara, air, dan
bahan-bahan pemantap tanah lain dalam komposisi yang pas untuk pertumbuhan
tumbuhan.
Kesuburan
tanah dapat berkurang dan hilang akibat pengolahan tanah yang kurang hati-hati
terutama pada lahan miring. Oleh karena tanah sangat penting untuk dijaga
kesuburannya, berikut cara-cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesuburan
tanah.
- Menggunakan pupuk kimia secara bijaksana. Pupuk memang bertujuan untuk menambah unsur hara dalam tanah. Akan tetapi jika penggunaannya berlebihan, justru akan menimbulkan pencemaran pada tanah dan air oleh zat kimia. Penggunaan pupuk organik seperti pupuk kompos dan pupuk kandang lebih aman karena risiko pencemarannya jauh lebih sedikit (bisa dikatakan sangat aman).
- Membuat sengkedan/terasering pada tanah miring. Tujuannya untuk mencegah erosi. Apabila tanah sangat miring, harus ditambahkan penguat seperti tumpukan batu atau pohon besar. Daerah yang tanahnya tidak subur sebaiknya ditanami kacang-kacangan untuk menambah unsur nitrogen dalam tanah.
- Mengusahakan agar permukaan tanah selalu tertutup oleh tanaman untuk mengurangi kerusakan tanah akibat sinar matahari, longsor, dan banjir.
- Penghijauan pada tanah-tanah yang tidak diolah agar tanah tidak menjadi gersang.
- Penertiban pembuangan sampah secara sembarangan, karena dapat mencemari tanah, air, dan udara. Sampah-sampah yang dapat didaur ulang harus didaur ulang. Penertiban pembuangan limbah industri yang mengandung logam berat, bahan-bahan yang sulit hancur, atau zat-zat yang termasuk limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
Selain cara-cara di atas, dikenal pula metode pengawetan
tanah untuk mempertahankan kesuburan tanah. Pengawetan tanah secara
garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dengan metode vegetatif
dan metode mekanik. Untuk setiap daerah berbeda dalam menerapkan kedua
metode tersebut. Kadang kedua metode diterapkan secara berimbang di suatu
daerah. Tetapi, di daerah lain mungkin salah satu metode lebih diutamakan.
Metode vegetatif sangat efektif dalam pengendalian erosi tanah. Sebagai contoh,
padang rumput alami dan vegetasi hutan membatasi atau mengendalikan erosi tanah
pada tingkat normal. Metode vegetatif dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut.
- Penanaman tanaman secara berjalur tegak lurus terhadap arah aliran (strip cropping).
- Penanaman tanaman secara berjalur sejajar garis kontur (contour strip cropping). Cara penanaman ini bertujuan untuk mengurangi atau menahan kecepatan aliran air dan menahan partikel-partikel tanah yang terangkut aliran air.
- Penutupan lahan yang memiliki lereng curam dengan tanaman keras (buffering).
- Penanaman tanaman secara permanen untuk melindungi tanah dari tiupan angin(wind breaks).
Beberapa metode mekanik yang umum
dilakukan sebagai berikut.
- Pengolahan lahan sejajar garis kontur (contour tillage). Pengolahan lahan dengan cara ini bertujuan untuk membuat pola rongga-rongga tanah sejajar kontur dan membentuk igirigir kecil yang dapat memperlambat aliran air dan memperbesar infiltrasi air.
- Penterasan lahan miring (terracering). Penterasan bertujuan untuk mengurangi panjang lereng dan memperkecil kemiringan lereng sehingga dapat memperlambat aliran air.
- Pembuatan pematang (guludan) dan saluran air sejajar garis kontur. Pembuatan pematang bertujuan untuk menahan aliran air.
- Pembuatan cekdam. Pembuatan cekdam bertujuan untuk membendung aliran air yang melewati parit-parit sehingga material tanah hasil erosi yang terangkut aliran tertahan dan terendapkan. Adanya cekdam maka parit-parit erosi lama-kelamaan mengalami pendangkalan, erosi tanah dapat dikendalikan, lapisan tanah menebal, dan produktivitas tanah meningkat.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tanah memiliki arti yang lebih
khusus dan penting sebagai media tumbuh tanaman darat. Tanah berasal dari hasil
pelapukan batuan bercampur dengan sisa bahan organik dari organisme (vegetasi
atau hewan) yang hidup di atasnya atau di dalamnya. Selain itu di dalam tanah
terdapat pula udara dan air yang berasal dari hujan yang ditahan oleh tanah
sehingga tidak meresap ke tempat lain. Dalam proses pembentukan tanah, selain
campuran bahan mineral dan bahan organik terbentuk pula lapisan-lapisan tanah
yang disebut horizon.
Mempertahankan Tanah Tetap Subur
yaitu Konservasi Tanah dan air, Penyehatan tanah Bioremediasi adalah suatu cara
untuk melakukan penyehatan tanah, dengan bantuan mikroorganisme. Cara
penyehatan tanah yang telah tercemar, terbagi atas yaitu :
Bioremediasi in-situ (dilakukan di tempat, tanpa pemindahan). Harus
mengeksplorasi dan mengetahui secara mendalam mengenai unsur yg mengkontaminasi,
serta memerlukan oksigen dan nutrisi untuk memaksimalkan kerja organisme.
Bioremediasi eks-situ. Menggunakan teknik landframing, dengan meratakan tanah
hingga ke lapisan kedap air, lalu melepaskan mikroorganisme pengurai.
9
DAFTAR
PUSTAKA
·
Hanifah,
Kemas Ali. 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.
·
Indrana,
Henry K. 1989. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Jakarta: Bina Aksara.
·
Iskandar,
L. 2004. Geografi 1 Kelas X SMA. Bandung:CV. Rosda.
·
JuarTi,
dkk. Geografi Tanah. Universitas Negeri Malang. F MIPA Jurusan Geografi.
·
Mas’ud,
Poerwowidodo. 1993. Telaah Kesuburan Tanah. Bandung:Aksara.
·
Munir,
Moch.2003. Geologi Lingkungan. Malang:Bayu Media Publishing.
·
Notohadiprawiro,
Tejoyuwono. 1998. Tanah dan Lingkungan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
·
Salim,
Emil. 1979. Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Mutiara.
·
Soerjani,
Moh.1987. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Bandung: Alumni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar